Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai
binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan
yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin
bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi
dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya,
kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika
pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut.
Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam
tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di
dahan daun yang patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak enaknya
menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana". "Menjadi
kepompong memang memalukan!". "Coba lihat aku, bisa pergi ke mana
saja ku mau", ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang
perkataannya pada setiap hewan yang berhasilditemuinya.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan
yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap
dirinya semakin dalam. "Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek
seperti ini," keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam
lumpur. "Tolong! tolong," teriak si semut.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. "Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada kupu-kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak
dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap
tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu.
"Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang
kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?"
Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang Maha
Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
HIKMAH :
Sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan menghina, karena
siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada yang menghina
Sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan menghina, karena
siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada yang menghina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar